32 Quotes by Ready Susanto

Kau tahu, pohon-pohon telah jadi batu, masa lalu pun tersapu hujan-gaduh itu. Kepada siapa aku harus menabalkan janji? Selain pada kenangan—mungkin selembar catatan bersamamu. Tapi hujan-rusuh dan angin-hingar, enggan mendengar rayuan. Yang kukatakan cuma gumam. Maka, dekatkan saja hatimu

Hujan renyai jatuh kesekian kali di jalan ini. Mengapa tak kau kembangkan payungmu yang berbunga-bunga itu? Sementara kata tak ada, kita cuma akan mendengar desau angin yang pergi bersama rahasia. Ke mana? Entah. Kita hanya perlu desir gerimis untuk digulung di dalam catatan harian.

menangkap getaran hujan pertamabumiku luluh dalam cintabau tanah basahdan cerita kecil masa bocahbermain dalam hujankesegaran yang tak pernah— atau tak mungkin lagikini dipunyai

betapa nyeri mengatakanyang tak ingin dikatakanbetapa sakit mengenangkanyang tak ingin dikenangkan

kenyataan indah, sahabatseperti kenangan yang dibicarakandi hari-hari kemudian

tentang sepi: ketika engkau membalik punggung, dinihari kekasih telah pergi

Kita, siapa atau apa? “Kita tak bernama, kakak,” katamu. Cuma sepasang debu semesta. Disatukan rindu di permulaan waktu. Ketika atom pertama meledak dan semesta pecah. Bahkan manusia tak ada, masih dalam rencana.

suara lirih di masjid-masjid-Mutak semeriah hiburan dan jajananbuka dua puluh empat jamsehari

cuma tikungan waktumempertautkan yang sementaramungkin jadi abadimungkin seperti wangidihembus sepi