Ini memang malam yang berbeda, Manisku. Tapi aroma dan pekatnya masih sama saja: selalu mengingatkanku padamu.

satu-satunya tempat layak huni di bumiadalah hati kau, sebab ia begitu rahasia,

kau memukau siapa saja yang datangtetapi tidak padaku, dari dirimu akukau tenggelamkan dan hanyut di denyut kau,

Huruf yang jatuh di wajahmu, menjadi puisi paling rindu.

Rengkuhlah tubuh ringkih dengan tabah tubuhmu.

Jika tak ada puisi hari ini, akan kuisi puisi haru hari ini dengan wajah paling murung di muka bumi. Sampai ia jatuh terperangah di ruang kedap harap. Harapan memilikimu.

Sungguh, hanya hujan yang mampu memanggil mimpi-mimpi tanpa harus terlelap tidur.

Aku tak risau soal lemahnya daya ingatku akanmu, sebab Tuhan selalu berhasil mengembalikan kenangan kita lewat hujan yang berbau rindu itu.

Aku adalah burung kecil, yang memiliki harapan kecil; selalu tinggal dan menemani di hati kecilmu