Kau berkata setia saat bersamakuDan membiarkan pipimu bersandar pada bahukuNamun ketika kita berjauhanKau memilih bahu yang lain tuk bersandarSakit sekali ketika itu terjadi berkali-kali

Melihatmu bahagia adalah kebahagiankuWalaupun bahagiamu tanpa bersamakuKeputusanku tuk mengakhiri semuanyaBukan karena aku tak bahagia bersamamuNamun memang ada duri yang tak bisa dihilangkanDalam status hubungan kita

Kita berada di suatu masa ketika saling membagikan senyum namun dalam hati ada kepahitan yang mengalahkan racun. Saat itulah kita begitu ramah dan hampir saling membunuh. Adakah ruang untuk cinta, sebelum semuanya menjadi duka…?

Kadang perempuan bertanya banyak hal, sebelum pertanyaan pertama selesai ia akan menanyakan hal yang lain dan membuat komentar tentang itu dan ini. Saat seperti itu kau tidak usah menjawab pertanyaan dan komentar mereka. Mereka tidak membutuhkan jawaban tetapi membutuhkan telinga yang tabah untuk mendengar.

Peluk, peluklah akuKuingin rasakan lukamuPeluk, peluklah akuKuingin rasakan sakitmu

Mengapa kamu menutup mata saat kita berpelukan?””Karena aku ingin membawa pelukan itu ke dalam hati dan membiarkan ia tinggal di sana dalam waktu yang lama bahkan setelah kita tak saling memeluk.

Namun cinta tak pernah hilang harapanAkan datang lengkung pelangi setelah hujanMenghubungkan rasa kehilangan dan sakitnya perpisahan.

Senja yang jatuh di atas pantai iniSeperti cinta yang terperangkap dalam kerinduanBerkeredapan kemilau cahayanya Menguning seperti sajak-sajak yang matang Dan kata-kata yang ranum

Cinta adalah alasan Mengapa kau dan aku hidupEntah dalam pesta perjamuanAtau dalam tangis kepergian