Dan itulah yang membuat doa, terdengar tidak jauh seperti basa-basi.

Segalanya adalah Tuhan, Tuhan adalah segalanya, nol satu satu nol, kosong adalah isi, isi adalah kosong.

Mulai sekarang aku ingin belajar mengenal, mendalami, menerima, mencintai, dan memaknai diriku saja. Karena di dalam realitas diri, aku tidak menerima penolakan yang begitu menyakitkan. Dan bagian terbaiknya adalah aku tidak akan mencintai sendirian.

Tatkala, semua perang terjadi bersamaan dan perlawanan tidak kunjung usai digalakkan oleh setiap manusia terkait. Itu tidak akan menggoyahkan aku dalam jalanku menuju Tuhan.

Sialan, itu adalah kenyataan yang tidak dapat dihindarkan, siapkan bantal untuk menemani dan tempat yang sunyi untuk mengais tangis.

Yang kita butuhkan hanyalah ombak, untuk memecah kesunyian yang penuh dengan bebunyian yang disembunyikan.

Ajarkan-lah diri untuk mencintai apa yang kita miliki saat ini, dan kontemplasi-kan segala keinginan yang memaksakan suatu kehendak secara instan. Ini adalah kehidupan yang penuh dengan piranti-piranti pengusir jengah langkah yang tengah kita tempuh. Maka dari itu asah pena serta hidupi-hidup kita dengan usaha, demi menghidangkan karya terbaik untuk dunia, bersama sabar- setia tentunya.

Tidak perlu berguna, asalkan berkesan.

Serupa ular ouroboros yang terus berputar, untuk memakan ekornya sendiri, melaju dari infinity menuju eternity, terus berputar-putar. Demikian-pula dengan numerologi angka delapan yang selalu berputar-putar pada poros awal dan akhirnya.