Ketika penghujung hari menggeliat, ketika gelap telah jatuh dan dipeluk sunyi, tibalah pikiran-pikiran acak dalam otak, itu bukan masalah. Karena kita memilih untuk tetap hidup, yang berarti kita tahu segala hal buruk akan tetap terjadi.

Berjalan mengembarai kehidupan yang absurd ini begitu melelahkan, detak demi detik terlewatkan. Kaki kita lelah melangkahi angin, tangan ini letih menahan beban angan, punggung ini akan-kah tetap mampu menahan beban kenyataan?

Di negara, lingkungan dan keluarga yang tak menghargai ilmu, seni dan karya, maka sebuah buku tak lebih mulia ketimbang bungkus gorengan.

Kilas-kilas Teologis yang perlahan mulai terkikis logis.

Maknai-lah cinta sebagai singular, atau satu kesatuan utuh diantara dua insan yang mencinta.

Jika cinta sudah ditegakkan, damai baru tercipta. Jika cinta sudah ditegakkan, tidak perlu khawatir akan martir apalagi bom nuklir. Jika cinta sudah ditegakkan, tidak akan ada lagi cemburu, iri, apalagi sakit hati. Karena obat dari tindak kriminal bukanlah hukuman, aturan, atau lama masa tahanan, melainkan kesadaran.

Tidak peduli dimana engkau belajar, ilmu adalah ilmu, itu bukan suatu yang semu. Semua orang yang kau temu adalah guru.

Rasionalisasi adalah tanda-tanda kelahiran akal sehat

Menghidupi hidup sepenuhnya adalah menerima apapun yang terjadi dengan penuh kesiapan. Bahwa kita mau dan mampu untuk berada di akhir perjalanan hidup, kapanpun, dan dimanapun.