Seperti kemacetan yang tak terurai, berjubel dalam hati. Tiap-tiap dari kita tetap keukeh menahannya, sampai ada yang terluka atau mati sia-sia.

Sekali saja balik gelasmu, biar aku mengisinya dengan rasa rindu, lelah, cinta atau bahkan benci. Setidaknya biarlah aku memiliki rasa padamu, meski entah yang mana.

Banyak orang berkata jika rindu itu pahit, aku curiga mereka menyimpan rindu di empedu bukan dihati.

jangan selalu berfikir jika ombaklah yang bersalah saat menghantam karang, kenapa tak menyalahkan karangnya saja? tak bisakah ia berlari menghindar? kenapa ia tetap diam dan terhantam?mungkin saja sebenarnya mereka saling mencintai, ombak selalu menghantam karang dan karang tak pernah menghindarinya. mungkin seperti itulah cara mereka saling mencintai atau sekedar melepas rasa rindu.

Jika rindumu tak terucap, kau pasti tau benar bagaimana rasanya menelan sebuah renjana.

Jika rindumu terlalu lama mengendap akan menciptakan lasak, lalu kau akan tau bagaimana rasanya menelan sebuah renjana.

Mungkin rindu berubah menjadi ribuan beludru di kelopak mata, atau kita biasa menyebutnya "insomnia.

Rindu itu ibarat kaos yang udah dua hari nempel dibadan kita. Mau dilepas cucian kotor udah numpuk, gak dilepas baunya bikin nyesek (napas).

Terkadang bunga tak pernah mau peduli saat hujan berkata, "Jangan menyimpan rindu dengan cara seperti itu, karena kau takkan pernah tau kapan rerintikan itu tiba-tiba berubah menjadi badai.