Diam-diam, tanpa tanda.Diam-diam, sembunyikan kata.Diam-diam, memandang.Diam-diam, cinta.

ada sesuatu yang tak nyata dalam dirinya, yang terus membuatku bermimpi dengan mata terbuka.

bagaimana aku harus menulisnya, menemukan kata per katanya saja aku tak bisa.

Rasa itu persis seperti lalat yang hinggap semaunya, terkadang hinggap di seorang yang bahkan kita tak mengenalnya atau malah sebaliknya.

Banyak orang berkata jika rindu itu pahit, aku curiga mereka menyimpan rindu di empedu bukan dihati.

jangan selalu berfikir jika ombaklah yang bersalah saat menghantam karang, kenapa tak menyalahkan karangnya saja? tak bisakah ia berlari menghindar? kenapa ia tetap diam dan terhantam?mungkin saja sebenarnya mereka saling mencintai, ombak selalu menghantam karang dan karang tak pernah menghindarinya. mungkin seperti itulah cara mereka saling mencintai atau sekedar melepas rasa rindu.

Terkadang cinta itu seperti ketaksaan rasa. Hati tak mengerti, tak tereja mata, keluar dari logika.

Mungkin saja cinta itu sebuah propagasi, entah pada antena yang mana ia terselip atau malah hilang menguap di langit.

Jika rindumu terlalu lama mengendap akan menciptakan lasak, lalu kau akan tau bagaimana rasanya menelan sebuah renjana.