16 Quotes by Leila S. Chudori

Benarkah angin tidak sedang mencoba menyentuh bibirnya yang begitu sempurna?

Apakah kita sudah harus mengambil jeda dalam perjalanan yang masih panjang ini. Saat menulis, aku tak suka titik. Aku gemar tanda koma. Tolong jangan perintahkan aku untuk berhenti dan tenggelam dalam stagnansi. Jangan.

Aku hanya yakin pada diri sendiri, bahwa keinginanku hanya terus-menerus berlayar. Atau menggunakan bahasa Maman, aku terbang seperti burung camar tanpa ingin hinggap. Akibatnya, nasib yang memilihku. Bukan aku yang menentukan nasib.

Aku tak ingin berakhir seperti mereka, saling mencintai. Lantas kehilangan dan kini mereka hanya mengenang dan merenung dari jauh.

Rumah adalah tempat di mana aku merasa bisa pulang. (Dimas Suryo)

Ketidaktahuan dan ketidakpastian kadang-kadang jauh lebih membunuh daripada pembunuhan.

....jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan.

Dan bibirnya adalah sepotong puisi yang belum selesai. Aku yakin, hanya bibirku yang bisa menyelesaikannya menjadi sebuah puisi yang lengkap.

Kematianku tak lebih dari seperti saat seorang penyair menuliskan tanda titik pada akhir kalimat sajaknya.