23 Quotes by Zakiyahdini Hanifah

Sore ini sudah cukup ku lelah. Baru saja ku duduk dan menghela nafas. Ku melihat sebuah undangan pernikahan yang masih terbungkus rapih di atas meja. Pada sampul undangan itu tertulis dua buah nama mempelai. Nama pertama adalah seseorang yang pernah mengisi hatiku. Dan nama kedua yang tersanding adalah nama sahabatku. Oh mereka akan menikah, gumamku sambil melihat tulisan mohon doa restu. Aku pikir mereka hanya bermain-main selama ini.

Sakit kepalaku menjadi-jadi saat memikirkanmu. Tak paham akan perkataan dan sikapmu di dalam sebuah realita. Jika tujuan kita ingin bersama, apakah kita sampai pada tahap saling mencari?.

Kau kembali padaku dan berlari menghampiri. Kau memintaku untuk menceritakan semua keluh-kesahku yang mungkin tak banyak orang tau. Aku diberi permintaan, "hal apa yang sangat kau ingini?" dan aku menjawab adalah engkau. Rasa dingin mulai merambah di tubuhku dan mataku mulai terbuka perlahan. Ah sial, nyatanya aku jatuh dari kasur saatku terlelap tidur.Meski itu hanya sebatas mimpi, setidaknya aku bahagia di dalam mimpiku ini dipenuhi akan engkau.

Akan tiba nantiDirimu menjadi prioritas dihidupkuLaramu yang selalu kau luapkanRagumu yang selalu kau percayakanSesakmu yang selalu kau paksa hilangkanApakah kau yakin ini adalah perpisahan sementara kita?Meski bayangku tak sepekat dahuluTetapi aku percaya, cinta ini akan membawamu kembali

Langit tak lagi mendungLangit tak lagi biruBegitu bergejolak langit ini, seperti tuhan tidak mentakdirkan kau denganku.

Seperti biasa, aku melewati jalan ke arah rumahTapi menjadi tak biasa saat ku lihat dirimuSenyummu tertuju padakuAh mungkin aku hanya berhalusinasiNyatanya benar, bahwa memang tiada seorangpunMungkin aku masih butuh waktu lebih untuk menyendiri

Kamu yang sering hilang dan datang dengan sebuah senyum manis, menawarkan sebuah tempat nyaman yaitu sebuah hati. Ketika kamu kembali hilang, kau semakin menegaskan bukan hanya aku di tempat itu.

Cuaca cerah pagi iniPersis menggambarkan hatikuTetapi awan mendung terlihat diujung langitSeperti menunjukkan pemikirankuApakah aku benar-benar menyukaimuAtau aku yang jatuh cinta pada perasaanku sendiri

Hati yang perlu ku perbaiki malah terluka kembali. Terbolak-balik, menjadi isu di dalam diriku sendiri. Fakta rindu dan terluka menjadi satu, membuatku tak bisa bertingkah. Ah sudahlah, dadaku menjadi semakin sesak.