141 Quotes About Sajak

Kematianku tak lebih dari seperti saat seorang penyair menuliskan tanda titik pada akhir kalimat sajaknya.

kita adalah pesta di bumi, yang bunyinya mati di bawah nisan

aku tak pandai bersajakkarena mungkin aku budakpada harapanku yang tak pernah memihak

hidup adalah keindahan masa sekarangdan harapan-harapan akan datang

SENJA DI PAGI HARIAku merindukan senja di pagi hari,suasana sejuk yang telah lama memberikanku hangat;sembari aku menjadi bisu,melihat lembaran kering gugur dari asalnya,sampai secangkir kopi telah menjadi sisa;"sebentar", sapa angin;"bukankah dirimu tak menyukai kopi?", lanjutnya lirih;aku hanya mengangguk,tapi karena pahit aku dapat mengenal manis.

Engkau, “Sedang apa gerangan?” Coba mengingat atau melupa, tak ada beda. Keduanya cuma sesayat luka, atau suka? Tak ada beda.

mungkin telah kulupa kata Gibran"air pasang bakal menghapus jejakku”jejak kitaseperti buih yang pecah dan hilangketika digenggam di antara jemari

Seakan langit pecah menangis membasahi bumiGedung tinggi yang menjulangIalah saksi bisu dariRindu yang tenggelam.

Kau tahu, pohon-pohon telah jadi batu, masa lalu pun tersapu hujan-gaduh itu. Kepada siapa aku harus menabalkan janji? Selain pada kenangan—mungkin selembar catatan bersamamu. Tapi hujan-rusuh dan angin-hingar, enggan mendengar rayuan. Yang kukatakan cuma gumam. Maka, dekatkan saja hatimu